Lolik Ngamuk Jelang ”Pulang” ke Solo
Usia I Made Sudiadnyana memang sudah termasuk senja. Pada 16 November lalu pemain yang karib disapa Lolik itu genap berusia 40 tahun. Namun, kehebatan forward Garuda Flexi Ban dung itu belum habis. Kemarin (28/11) dia menjadi top scorer dengan 26 poin untuk mengantarkan Garuda mengalah kan Comfort Mobile Citra Satria 63-55.
Itu adalah raihan poin tertinggi Lolik selama NBL. Produktivitas Lolik juga merupakan bukti bahwa dia masih menjadi pemain penting di Garuda. Tentu saja asal dia diberi minute play yang mencukupi. Sebagai catatan, dalam laga kemarin dia bermain 30 menit.
Sebenarnya laga kemarin bukan kali pertama Lolik membukukan poin double digit selama seri kedua ini. Pada laga Satria Muda Sabtu lalu, dia membukukan sepuluh poin. Kemudian saat melawan Pelita Jaya pekan lalu, dia membukukan 15 poin.
Memang, dalam beberapa pertandingan lain Lolik kurang produktif. Namun, itu tidak lepas dari minimnya minute play yang diberikan pelatih Johannis Winar. Saat Garuda melawan Dell Aspac Jakarta dia hanya bermain 14 menit 18 detik sehingga hanya mendulang tujuh poin.
Nah, dalam pertandingan kemarin, Lolik seolah ingin menunjukkan kepada pelatih bahwa dia masih bisa perform bagus kalau diberi kepercayaan. Karena itu, setiap kali mencetak poin, Lolik langsung menghadap dan melakukan beberapa gesture ke bench pemain Garuda.
”Usia tak berefek negatif terhadap saya. Saya akan buktikan masih bisa menjadi penyumbang poin yang berguna buat Garuda,” terang Lolik setelah pertandingan.
Produktivitas Lolik kemarin sepertinya datang pada saat yang tepat. Sebab, itu pertandingan terakhir Garuda menjelang seri ketiga yang diselenggarakan di Sritex Arena, Solo, pada 11–19 Desember mendatang.
Solo bukanlah kota yang asing bagi Lolik. Bahkan, Kota Bengawan bisa disebut sebagai rumah baginya. Sekian lama membela Bhinneka Solo pada era Kobatama maupun IBL, Lolik sudah menjadi legenda basket Solo. Bahkan, untuk menghormati dia, di Sritex Arena terpampang gambar Lolik. Tidak ada pemain lain Indonesia yang tergambar di sana.
”Saya ingin mengangkat tim ini (Garuda). Saya merasa masih mampu berbuat banyak bagi tim ini meskipun usia saya sudah tak muda lagi. Saya ingin memberikan prestasi bagi Garuda,” tekad pemain berambut gondrong tersebut.
Kehebatan Lolik mendapat pujian para pemain Garuda lainnya. Salah satunya adalah Agustinus Dapas Sigar. Pemain yang karib disapa Aguy tersebut menyatakan bahwa Lolik masih dibutuhkan untuk mengangkat prestasi Garuda yang masih terpuruk.
”Dia masih punya kapabilitas. Meskipun sudah tua, semua bisa melihat bagaimana tadi permainannya,” puji Aguy. (ru/c2/ang)
Itu adalah raihan poin tertinggi Lolik selama NBL. Produktivitas Lolik juga merupakan bukti bahwa dia masih menjadi pemain penting di Garuda. Tentu saja asal dia diberi minute play yang mencukupi. Sebagai catatan, dalam laga kemarin dia bermain 30 menit.
Sebenarnya laga kemarin bukan kali pertama Lolik membukukan poin double digit selama seri kedua ini. Pada laga Satria Muda Sabtu lalu, dia membukukan sepuluh poin. Kemudian saat melawan Pelita Jaya pekan lalu, dia membukukan 15 poin.
Memang, dalam beberapa pertandingan lain Lolik kurang produktif. Namun, itu tidak lepas dari minimnya minute play yang diberikan pelatih Johannis Winar. Saat Garuda melawan Dell Aspac Jakarta dia hanya bermain 14 menit 18 detik sehingga hanya mendulang tujuh poin.
Nah, dalam pertandingan kemarin, Lolik seolah ingin menunjukkan kepada pelatih bahwa dia masih bisa perform bagus kalau diberi kepercayaan. Karena itu, setiap kali mencetak poin, Lolik langsung menghadap dan melakukan beberapa gesture ke bench pemain Garuda.
”Usia tak berefek negatif terhadap saya. Saya akan buktikan masih bisa menjadi penyumbang poin yang berguna buat Garuda,” terang Lolik setelah pertandingan.
Produktivitas Lolik kemarin sepertinya datang pada saat yang tepat. Sebab, itu pertandingan terakhir Garuda menjelang seri ketiga yang diselenggarakan di Sritex Arena, Solo, pada 11–19 Desember mendatang.
Solo bukanlah kota yang asing bagi Lolik. Bahkan, Kota Bengawan bisa disebut sebagai rumah baginya. Sekian lama membela Bhinneka Solo pada era Kobatama maupun IBL, Lolik sudah menjadi legenda basket Solo. Bahkan, untuk menghormati dia, di Sritex Arena terpampang gambar Lolik. Tidak ada pemain lain Indonesia yang tergambar di sana.
”Saya ingin mengangkat tim ini (Garuda). Saya merasa masih mampu berbuat banyak bagi tim ini meskipun usia saya sudah tak muda lagi. Saya ingin memberikan prestasi bagi Garuda,” tekad pemain berambut gondrong tersebut.
Kehebatan Lolik mendapat pujian para pemain Garuda lainnya. Salah satunya adalah Agustinus Dapas Sigar. Pemain yang karib disapa Aguy tersebut menyatakan bahwa Lolik masih dibutuhkan untuk mengangkat prestasi Garuda yang masih terpuruk.
”Dia masih punya kapabilitas. Meskipun sudah tua, semua bisa melihat bagaimana tadi permainannya,” puji Aguy. (ru/c2/ang)